Naskah ini dilindungi hak cipta apabila hendak mementaskan harap hubungi kontak idrf
Biar Kutulis untukmu Sebuah Puisi Jelek yang Lain
Penulis
Andre Nur Latief
Tahun
2010
Panjang
25
halaman
Karakter
3
Genre
Realis
Rating Umur
18
Peringatan Konten
Naskah mengandung kata-kata umpatan, dan pembicaraan orang dewasa.
Sinopsis
Seorang laki-laki tua baru satu bulan tinggal di sebuah panti jompo, tapi ia merasa sudah tinggal di sana selama empat tahun. Ia dirawat oleh seorang suster bernama Marry. Kepada Suster Marry, ia sering berkeluh tentang cinta masa lalunya terhadap seorang wanita yang kemudian meninggalkannya. Setiap hari, ia duduk menghadap jendela sambil menulis puisi untuk wanita dari masa lalunya itu. Kadang-kadang ia bertanya tentang kehidupan pribadi Suster Marry, terutama tentang hubungan cintanya. Ia juga bertengkar dengan suster itu terkait aturan pemakaian gula, ia ingin gula tebu, sementara dokter mengharuskannya menggunakan gula jagung.
Seorang wanita tua tinggal di panti jompo yang sama. Ia sudah enam tahun tinggal di sana. Ia dirawat oleh seorang suster bernama Rosi. Kepada Suster Rosi ia sering berkeluh tentang cinta masa lalunya terhadap seorang laki-laki yang kemudian ditinggalkannya. Ia sering duduk menghadap jendela, dan terkenang pada laki-laki dari masa lalunya yang selalu mengirim puisi-puisi kepadanya. Kadang-kadang ia bertanya tentang kehidupan pribadi Suster Rosi, terutama tentang hubungan cintanya.
Pada suatu kesempatan laki-laki tua dan wanita tua bertemu secara tidak sengaja di lorong terbuka panti yang menghadap ke taman. Mereka bercakap-cakap sebentar. Laki-laki tua menyampaikan keluhannya tentang menjadi tua, juga tentang aturan pemakaian gula. Wanita tua membela aturan dari dokter, laki-laki tua merasa jengkel, lalu meninggalkan wanita tua.
Pada suatu kesempatan Suster Marry dan Suster Rosi bercakap-cakap berdua di kamar lelaki tua. Masing-masing mereka mengeluhkan betapa susahnya mengurus pasien jompo. Suster Marry bercerita tentang kelakuan si laki-laki tua, Suster Rosi bercerita tentang kelakukan di wanita tua. Ketika Suster Rosi menunjukkan kepada Suster Marry baris-baris puisi yang pernah diucapkan si wanita tua dan diakuinya merupakan puisi yang pernah dikirim si laki-laki dari masa lalunya, Suster Marry terkejut, sebab itu baris-baris puisi yang sama yang pernah dibacakan oleh laki-laki tua yang dirawatnya.
Naskah hanya dapat diakses oleh member. Silahkan masuk atau mendaftar jika Anda belum terdaftar.